Pengalaman Perawatan Saluran Akar (Root Canal Treatment)

Gigi gue bukan termasuk gigi yang sehat. Dari balita sampai usia kelas 1 SD seinget gue minum susu pun masih pakai botol susu. Jadi pas besar, gigi gue kurang rapi dan disarankan pakai dental brace. Setelah pakai kurang lebih 3 tahun, susunan gigi membaik. Dan juga masalah gigi berlubang, gue pernah ngalamin sewaktu kecil sampai besar. Mungkin karena waktu kecil, gue ga dibiasakan gosok gigi sebelum tidur kali ya. Jadi giginya mudah sekali bermasalah. Tapi waktu kecil, nyokap rajin bawa ke dokter gigi sih. Jadi gigi yang berlubang langsung ditangani.

Nah ketika gue hamil, mungkin karena asupan gizi yang lebih banyak terserap kandungan makanya gigi jadi kekurangan nutrisi dan mengakibatkan mudah berlubang (sotoy~). Waktu itu sih lubangnya kecil banget malah hampir ga kelihatan kalau berlubang, tapi sakitnya minta ampun. Kadang sampai nangis-nangis kalau lagi kambuh sakitnya.
Ketika mau coba periksa, baca-baca artikel katanya ibu hamil baiknya tidak melakukan prosedur penambalan gigi. Takut berpengaruh ke kandungan katanya. Jadi gue manut untuk nanti aja setelah lahiran.
Karena setelah lahiran, gigi gue udah ga sakit lagi jadi gue semakin menunda-nunda ke dokter gigi. Sampai akhirnya gigi gue berlubang semacam goa -___-

Pas liburan ke Indo, gue pergi ke dokter gigi untuk scaling. Dan bilang mau tambal gigi, eh dokter bilang katanya gusinya infeksi karena bolong sudah sampai akar. Jadilah harus perawatan saluran akar sebelum dental filling.

Ketika pulang setelah liburan dari Indo, gue ke dokter gigi lokal untuk periksa. Dan ternyata root canal treatment yang biasanya hanya perlu 2-3 kali kunjungan, untuk masalah gue sampai perlu 5 kali kunjungan. Untuk biaya perawatan ini adalah 100 USD untuk satu gigi. Biaya 100 USD ini sudah paket perawatan saluran akar dari awal sampai akhir juga termasuk dental filling kalau memang masih memungkinkan. Tapi dokter bilang, gigi gue udah ga bisa pakai dental filling aja. Karena memang sebagian gigi sudah keropos. Jadi gue disarankan untuk pasang crown.
Ada 2 macam crown, yang pure porcelain dan satu lagi campuran metal. Harganya beda, yang pure porcelain USD 300 dan yang pakai metal harganya USD 150. Demi susu bayi gue yang mahal, gue pilih crown yang campuran metal.
Gambar dari sini.
Ada metal dibagian dalamnya, tapi luarnya sih porcelain. Gambar dari sini.


Kunjungan pertama

Kunjungan pertama, gigi gue di-rontgen dulu untuk memastikan kerusakan sudah sampai mana. Hasilnya tidak begitu mengejutkan untuk gue  😂
Penampakan gigi gue yang rusak.
Bisa dilihat di gambar, di bagian yang gue kasih lingkaran merah. Itu adalah gusi yang sudah meradang, di gambar kelihatan lebih hitam dibanding yang lain. Dan gigi gue juga udah keropos. Di samping gigi yang rusak, ada gigi yang senderan. Nah itu dia geraham bungsu, dia ga tumbuh keluar karena ga cukup ruang. Akhirnya begitu deh. Dokter nyaranin untuk operasi geraham bungsu, tapi gue masih mikir-mikir karena takut aja ngejalanin prosedurnya. 
Setelah dapat penampakan, lalu gigi gue dibersihkan, dibor supaya mungkin ada ruang lebih besar untuk perawatan. Setelah itu, lubang gigi dimasukin jarum-jarum kecil. 70% ga kerasa sakit, karena mungkin dikasih bius. Karena setiap beberapa saat, dokter kasih sesuatu cairan ke bagian gigi yang sedang ditangani. Tapi kalau jarum sudah sampai akar gigi, tetap kerasa sakit sih.
Setelah itu, bagian lubang dikasih penutup pakai kapas. Supaya ga ada kotoran yang masuk. 

Kunjungan kedua
Pada kali ini, kapas penutup dibuka. Lalu lubang dimasukan jarum-jarum kecil (lagi). Mungkin periksa apakah akar gigi sudah membaik atau belum. Setelah itu lubang gigi diisi dengan sesuatu berbentuk cairan lalu ditutup dengan kapas. Ketika cairan dimasukan, kerasa sakitnya. Setelah sesi ini dokter kasih obat, dia bilang mungkin akan sakit untuk beberapa hari. Dan betul, gigi yang udah lama ga sakit pada akhirnya kerasa sakit lagi untuk sekitar 2 hari setelah perawatan.

Kunjungan ketiga
Pada tahap ini, masih seperti pertama dan kedua. Lubang dimasukan jarum-jarum kecil. Perbedaanya di tahap akhir dalam kunjungan ini, gigi di-rontgen lagi. Sayang gue ga punya copy rontgen-nya. Tapi dokter bilang akar gigi yang meradang sudah sembuh. Jadi gigi sudah bisa diisi dengan sesuatu yang solid. Tapi masih tambalan sementara.

Kunjungan keempat
Di sesi keempat, tambalan sementara dibuka. Lalu diganti dengan tambalan permanen. 
Kayanya sih udah ga ada acara dimasukan pakai jarum-jarum kecil lagi di sesi ini.

Kunjungan kelima 
Di sesi terakhir cuma dipasang crown aja sih, ga ada treatment apa-apa.
Selengkapnya untuk gambaran perawatan saluran akar bisa dilihat di video ini:


Oh ya selain perawatan saluran akar, di sesi ke 4 gue juga cabut gigi yang sudah membusuk. 😭
Ini beneran busuk sih menurut gue, karena memang giginya sudah bukan putih lagi. Sudah berubah warna dan keropos. Pun sisa dikit aja yang mencuat. Ini awalnya gigi berlubang dari gue masih kecil, lalu ditambal. Dan ketika gue SMA tambalannya lepas, tapi gue biarin aja. Sampai keropos dan sisa sedikit banget.
Gue deg-degan abis ketika mulai prosedur pencabutan gigi. Karena awalnya gue disuntik dulu, dan suntikannya itu maha besar dan menyeramkan. Suntikannya ga kaya suntikan biasa yang terbuat dari plastik atau apalah itu. Suntikan ini luarnya dari metal, ya kelihatan sih dalamnya suntikan biasa. Tapi kesan metal diluarnya ini yang bikin gue parno.  😂😂😂
Gue nanya ke dokter berkali-kali, sakit ga sih sakit ga sih? Dokternya ketawa dan bilang cuma sedikit kok sakitnya. 
Dan ternyata memang ga sakit-sakit amat ketika disuntik. HAHAHAHA

Setelah menyuntikan anestesi lokal, dokter dan sustenya keluar ruangan. Gue mulai ga bisa merasakan mulut bagian kiri gue yang tadi disuntik. Rasanya kebas, bahkan gue ga bisa mengontrol gerakan bibir. Setelah 15 menit, dokter balik lagi dan mulai prosedur pencabutan.
Pertama-tama sepertinya gigi dipotong untuk memudahkan, lalu ditarik paksa. Bahkan kerasa ketika gigi dicabut, semacam kaya "krek" gitu. Tapi ge kerasa sakit.
Setelah gigi berhasil terangkat, ada sisa lubang bekas akar gigi dong. Nah, lalu gusi dijahit sama dokter entah untuk nutup lubang atau mempercepat penyembuhan. 
Ketika proses sudah selesai, gue coba kumur-kumur tapi karena gue ga bisa kontrol bibir sebelah kiri jadi ada air yang keluar-keluar. Mungkin inilah yang dirasakan orang stroke. 

Selesai perawatan lalu gue keluar dari ruangan dokter, ketemu suami lalu dia bilang pipi gue kelihatan agak bengkak. Gue buru-buru ke toilet untuk lihat, dan ternyata memang agak bengkak dan gue masih ngerasa kebas. Perjalanan pulang, karena anestesi mulai hilang jadi mulai kerasa sakitnya. Gue coba tiduran di kursi belakang. Eh pas gue tiduran, entah kenapa malah jadi banyak darah keluar dari bekas pencabutan gigi. Jadi akhirnya gue duduk aja, dan pendarahan berangsur-angsur berhenti.

Dari sini, gue jadi belajar untuk lebih merawat gigi anak gue nantinya. Karena kalau sudah rusak, perawatannya akan lebih ribet pun mahal. Memang mencegah lebih baik dari pada mengobati.

Comments

  1. Hi, numpang tny, kalau boleh tau kamu ke dokter mana ya utk root canal treatment nya? Nama dokter nya siapa ya? Ok ga so far? Thank u ya sbelumnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi hi, maaf ya baru baca komenmu hehehe. Aku kebetulan di luar negeri untuk perawatan root canal-nya. Sejauh ini sih bagus dan belum ada masalah (semoga tidak). Kalau perawatan di Jakarta, biasanya aku ke klinik OMDC. Di sana perawatannya bagus dan murah juga :)

      Delete

Post a Comment

Popular Posts